Sabtu, 08 Maret 2008

Fenomena Kaum PeremPUan di perkumpulan

Hingga detik ini kebutuhan akan kaum perempuan, khususnya di perkumpulan semakin mendesak, seperti pada oraganisasi Mahasiswa yang berasal dari Kalimantan Barat yang berada di Yogyakarta. Organisasi ini telah ada sejak tahun 1984, saat itu pergerakan organisasi ini di pelopori oleh Mahasiswa yang berasal dari Kabupaten ketapang yang bernamakan (Bedayong) disusul oleh Kabupaten Sintang yang wadah tersebut bernamakan FKPMKS (Forum Komunikasi Pelajar Mahasiswa Kristiani Sintang), akhirnya pun wadah organisasi ini menjalar dan menggugah pada Kabupaten lainnya seperti: Ketapang, Sanggau, Kapuas Hulu, Bengkayang dll, ide membuat organisasi ini berawal hanya sekedar menjalin rasa persaudaraan dan kekeluargaan.
Organisasi inipun dirasa sangat penting menginggat bahwa Mahasiswa yang menimba ilmu di negeri orang, yang bernotabene jarak tempuh yang begitu jauh dari kampung halaman Kalimantan Barat, di tambah lagi tidak adanya sanak saudara dan keluarga sehingga aspirasi organisasi manjadi kebutuhan dan berkembang hingga saat ini, dan di lanjutkan terus oleh generasi sekarang.
adapun bentuk organisasi ini telah terbagi-bagi disetiap masing-masing organisasi per kabupatennya dimana setiap kabupaten yang ada di Kalimantan Barat setidaknya mempunyai organisasi di Yogyakarta, organosasi itu antara lain: Forum Sintang bernamakan (FKPMKS), Forum Landak bernamakan (FORMAKAL), Forum Kapuas Hulu bernamakan (HPMDKH), sementara Forum Ketapang (BEDAYONG), forum Melawi bernamakan(FOKUSMAPAWI)dll.
Menyadari pentingnya hal ini, maka dimaksudkan untuk mempermudah koordinasi, menggigat bahwa jumlah Mahasiswa yang setiap tahunnya semakin meningkat. Organisasi ini pun tentunya memiliki suatu kendala di dalam proses perkembanganya, yang salah satunya adalah kurangnya perhatian terhadap dana untuk operasional oraganisasi, yang di karenakan minimnya perhatian pemerintah daerah terhadap generasi penerus yang ada di kota pelajar ini. (wahai Pemerintah Daerah dengarkanlah suara hati kami bo...)
Namun, selain kendala operasional kurangnya keterlibatan dan keikutsertaan anggota juga turut memadamkan semangat, yaitu kurangnya keterlibatan kaum PEREMPUAN, dimana tampak pada jumlah anggota yang hadir di pertemuan baik itu pertemuan bulanan atau kegiatan lainnya kaum perempuan kurang partisipasinya. Hal tersebut juga di benarkan oleh Sumartono Lamanepa bahwa dari hasil pengamatanya selama ini kaum Perempuan adalah kaum yang sangat minim partisipasinya di berbagi kegiatan. Senada juga yang di ungkapakan oleh Stefanus wiwin, sebagai ketua GMKI Kal-Bar 'Bahwa jarang sekali di temui wajah cantik-cantik Perempuan yang vocal dalam penyampaian argumentasinya, kalaupun ada keterlibatan Perempuan sukanya Nimbrung pada kaum laki-laki.(Gajah...gajah...Ngahe lea koa wah???...)
Fenomena pembenaran pendapat juga disampaikan oleh Florensius Boy sabagai mantan ketua PMKRI Kal-Bar 'Andai ada kegiatan atau rapat bersama kaum perempuan seringnya mengurusi komsumsi saja, sehingga tidak sama sekali mendengarkan hasil dari rapat, apalagi ketika kegiatan lintas etnis khususnya perempuan Dayak hanya berjumlah 4 orang saja yang lainya adalah kaum laki-laki.(wah...wah..dimae gaug nyu yung...)
Melihat fenomena yang terjadi teryata minimya partisipasi perempuan di organisasi, tidak hanya terjadi di organisasi Mahasiswa di Yogyakarat tetapi malah merambat juga di organisasi Daerah Kalimantan Barat, dimana tampak adanya pada suatu kegiatan rapat di kampung-kampung sang istri jarang sekali di libatkan, padahal rapat ini menyangkut hak bersama contoh: Rapat pembahasan pembebasan tanah masyarakat adat Dayak yang dilakukan oleh pihak perusahaan, kebijakan keputusan hanya diketahui oleh sang suami saja, tetapi sang istri malah tidak di libatkan padahal jelas permasalahan tersebut merupakan kasus bersama bahwa 'persoalan laki-laki adalah persoalan perempuan juga'.( aukkklahh...tanah adat niankan warisan nenek moyang diri'k, sapatutnyalah anak cucu diri'k nauan't ugak...)
Patut disayangkan bahwa di satu sisi, beberapa Perempuan ulet memperjuangkan persamaan gender dalam segala bidang terhadap kaum laki-laki, namun di sisi lain masih banyak kaum perempuan yang kurang peduli dengan perjuangan kaumnya tersebut. oleh karena itu, marilah kaum perempuan sebagai kartini-kartini muda di ere reformasi berjuanglah dan begabunglah dalam beberapa kegiatan oraganisasi/perkumpulan, sungguh dapat dibayangakan jika separuh dari jumlah kaum perempuan dalam perkumpulan ikut dan mau terlibat maka, akan menarik semua kaum laki-laki bo...he...he...(aukk bato tek lin)
Bukankah belajar berorganisasi memberi manfaat untuk bekal di masa yang akan datang, sehingga pada akhirnya harapan saya kaum perempuan harus mau terlibat demi kehidupan organisasi yang telah di bangun oleh pendahulu kita, yang telah di bangun atas dasar dan tujuan, cita-cita mulia...Amin.

2 komentar:

andi ds mengatakan...

waduh kok kecil bgt ya tulisan agak susah di baca... hiks...hiks...
padahal topik na bagus...

http://www.simacho.com

andi ds mengatakan...

tulisan yang bagus...
hmm...
memang benar kita harus selalu jaga kekompakan....