Selasa, 26 Februari 2008

Suara Perih PeRemPuAn (Mendesaknya rancangan produk hukum mengenai HIV/AIDS)

Derasnya arus reformasi di indonesia pada beberapa tahun terakhir telah memberikan dampak positif dengan semakin beraninya perempuan menyuarakan aspirasi,
Aspirasi yang semakin banyak di suarakan selain berdampak positif ternyata juga menimbulkan permasalahan di berbagai Daerah khususnya di Kalimantan Barat, bahwa muncul opini ketidaksetujuan dalam merancang produk hukum mengenai HIV/AIDS, Padahal hal tersebut dapat membantu pemerintah daerah dalam menekan virus HIV/AIDS, dan ironisnya salah satu persoalan yang masih menghambat kaum perempuan adalah mayoritas pengidap HIV/AIDS adalah semua berwajah perempuan
Menanggapi pembancaan evaluasi kinerja pemerintahan Kalimantan Barat periode lalu, ketika penyampaian Visi dan Misi oleh para calon kandidat Gubernur Akil Mochtar Periode 2008-2012, di Gedung DPRD kota Pontianak yang lalu, beliau membenarkan bahwa Kalimantan Barat menduduki peringkat empat Penyebaran virus HIV/AIDS di Indonesia, bukankah hal ini sungguh sangat menyedihkan.
Menggigat bahwa semakin meningkatnya penyebaran virus HIV/AIDS disetiap tahunnya di Kalimantan Barat, di prediksi jumlah ini akan akan terus semakin meningkat, untuk itu perlunya himbauan kepada semua pihak-pihak yang terkait, untuk menyuarakan dukungan ke semua multikomponen, sehingga pemerintah daerah betul-betul mempertimbangkan komitment awal antara pemerintah dan semua masyarakat untuk menangulagi HIV/AIDS secara bersama dengan mendukung penuh rancangan produk hukum HIV/AIDS ini, karena sebagai mahluk ciptaan Tuhan wajib mendapatkan "Hak hidup sehat adalah hak milik semua orang" apalagi ini sudah menjadi persoalan perempuan yang merambat ke Hak-hak asasi perempuan dimana seharusnya mendapatkan perlindungan yang layak

Hingga kini baru dua propinsi dan dua kabupaten di indonesia yang memiliki produk hukum seperti :Propinsi Jawa timur dan Bali, Kabupaten Jayapura dan Mauroke. Oleh karena itu sudah saatnya pemerintah daerah, mengupayakan menyusun rancangan demi menekan terinfeksinya warga yang berpotensi mengidap virus HIV/AIDS ini, dikarenakan sudah menjadi kebutuhan yang mendesak bahwa jumlah pengidap semakin meningkat, adapun hal yang membuat kahwatir bahwa disetiap bulan dan tahun yang akan datang di Kalimantan Barat akan kehilangan satu persatu generasi penerus bangsa dikarenakan dampak dari penyakit ini.
Maka, janganlah meremehkan penularan penyakit ini, sebab siapa saja bisa tertular baik itu melalui transaksi seks ileggal ataupun berganti-gantinya pasangan seks atau juga dikarenakan jarum suntik pemakaian Narkoba, apalagi yang sangat menyedihkan penularan melalui Ibu hamil yang terinfeksi, bukankah Ibu yang hamil akan melahirkan sosok anak bangsa, yang tidak berdosa, tetapi sangat disayangkan jika si bayi juga terinfeksi mengidap penyakit ini. Oleh karena itu harapan saya, perlunya kesadaran kompherensif bagi kita untuk memberantas penyakit yang membahayakan ini, supaya penyakit tersebut tidak menjadi wajah bulan-bulanan yang tanpa solusi, tetapi setidaknya sudah ada upaya untuk menangulaginya
Adapun salah satu solusi yang ditawarkan tetapi menurut saya masih belum bisa memadai, yaitu adanya pelayanan VCT: Volountery counseling testing, dimana adanya pelayanan ini dapat membantu warga dalam pemahaman penyakit serta pemberian informasi, untuk itu harapan saya bahwa janganlah VCT hanya menerima sebatas tanya jawab saja, tetapi melainkan juga mengupas tuntas dampak dari terkenanya penyakit HIV/AIDS di tinjau dari berbagai aspek seperti: Aspek kesehatan fisik, Aspek Psikososial, Aspek psikologis, serta Aspek spritual, karena dengan di tinjau dari berbagai aspek hal tersebut dapat membantu memberikan evaluasi dan pembenahan pelayanan ke arah yang optimal bagi pemahaman warga Kalimantan Barat.

Selasa, 12 Februari 2008

Eksistensi Perempuan Dayak Dalam Politik

Perempuan Dayak selalu dicitrakan dan diidentifikasikan sebagai perempuan yang tinggal di daerah pedalaman, tidak mau sekolah, tidak bisa membaca, menulis dan menghitung(calistung), serta suka menikah diusia muda. Anggapan ini melengkapi penderitaan perempuan Dayak yang masih sering mengalami tindakan diskrimanasi, kekerasan, penindasan, pelecehan seksual, dan bahkan eksploitasi sampai keluar negeri, Gajah..gajah..kasih neleknya!
Hal tersebut menjadi tantangan perspektif "Gender" yang menjadi titik akumulasi sumber permasalahan yang semuanya berwajah perempuan.
Dalam bidang politik, perempuan Dayak masih diposisikan dan dikondisiskan sebagai perempuan "kotak domestik", dimana dunia politik selalu digambarkan dengan karakter maskulin, yaitu:Tegas, keras, kuat, rasional, picik, menakutkan dan kejam.
Di sisi lain, budaya mengkondisikan Perempuan dalam peranannya hanya sebagai seorang istri, ibu, dan pembantu rumah tangga, dengan karakteristik feminim, yaitu: Lemah, lembut, emosional, sabar, setia, penurut, dan mengalah. Pemanfaatan karakteristik feminim itu mengakibatkan perempuan Dayak menjadi kurang diperhitungkan. Dampaknya tidak banyak perempuan Dayak yang berani dan tertarik pada dunia politik khususnya pada posisi pemimpin.
Kalaupun ada, selalu diurutkan paling belakang baik itu ditingkat kabupaten maupun provinsi, apalagi ditingkat pusat. Berdasarkan data Litbang JMPKB, perempuan Dayak di DPRD tingkat I hanya 2,7%, dan DPRD tingkat II hanya 3,7%. sehingga partisipasi aktif sebagai penentu kebijakan dan pengambilan keputusan yang memerlukan ketegasan, dan rasionalitas hampir tidak ada. akibatnya aspirasi dan kebutuhan kaum perempuan selalu dan hampir tidak tersampaikan.
oleh karena itu, peranan perempuan Dayak dalam birokrasi daerah sangatlah penting. Hal ini tidak dimaksudkan untuk "menjatuhkan" atau "menurunkan" atau malah "merebut" kekuasaan dari kaum laki-laki melainkan agar bisa menjadi mitra dimana kedua belah pihak bisa saling menguntungkan.
Menyadari adanya ketimpangan gender tersebut maka perempuan Dayak harus tetap sekolah, mengembangkan diri sehingga mampu menjadi agen perubahan (ya paling tidak bagi dirinya sendiri) ke arah yang lebih baik, dan menjadi panutan bagi perempuan Dayak lainnya.
Maka, perempuan Dayak khususnya di Kalimantan Barat harus maju berjuang untuk melawan penindasan, diskriminasi, dan tidak henti-hentinya memperdayakan diri sendiri untuk memberantas kebodohan. Sehingga perlunya sikap tegas dan komitment terhadap diri sendiri untuk bangkit (stand Up).
Sudah saatnya perempuan Dayak berkecimpung di dunia perpolitikan, serta menjadikan peraturan perundangan sebagai dasar hukum perlindungan supaya eksistensi perempuan Dayak tetap terjaga di masa yang akan datang, hingga akhirnya, kedudukan sederajat antara perempuan Dayak dan laki-laki akan tercapai. untuk itu saya berpesan kepada permpuan Dayak : Don't you ever be afraid and don't surrender cause you can do it key!!..

Senin, 11 Februari 2008

IBU-ku bilang jadi perempuan itu Mahal...

Segelas teh hangat yang kubuat lima menit yang lalu, baru kuminum di gelas vicenza uhh..nikmatnya, tiba-tiba saja terbuang disertai batuk-batuk kecil...ketika bersamaan Ibu mengucapkan "Kalau jadi perempuan itu 'Mahal' hah...belum bedaknya, eye shadownya, mascaranya, lipsticnya, hand bodynya, body spraynya, parfumnya, wah...wah...rumit,
jadi jangan mau donk di bilang Murahan".....
Rasa-rasanya ungkapan Ibu ada benarnya...kalau boleh perempuan berkomentar atas nama diriku, Tidak ada mahluk yang sempurna selain PEREMPUAn, mungkin bisa di jadikan bahan refleksi, evaluasi, introspeksi, apa yang membuatmu sempurna wahai PeREmPuaN, maaf...dan maaf...sebenarnya tidak ada maksud merubah dan mempengaruhi pandangan dirimu wahai PeReMpUaN...
wahai...perempuan...perempuan...apakah terbesit dalam pikiranmu bahwa dirku begitu egois, sekali lagi aku katakan TIDAK, rasa-rasanya perempuan-perempuan tahu, arah suasana yang terbangun dalam pikiranku, ya begitulah realitanya jujur aku tidak bisa memaksa menutup kedua mata, apalagi
tanpa kusadari miris ketika mendengar dirimu wahai PeReMpuan selalu menjadi wajah utama pelaku, tersangka, terduga, oleh oknum-oknum yang menyakitimu.... wahai headline news bisakah kita bersahabat????.. oh..perempuan...Don't make Me sad lah ya...aku begitu bisa membayangkan hal ini begitu menyakitimu dirimu, ya...Perempuan engkau terjebak pada sutu kondisi yang mendesak mengharuskanmu dalan ketidak-berdayaan Ekonomi, yang ironisnya menghantarkanmu mengambil sebuah pilihan untuk menjadi TKI,PSK dll. Pada akhirnya tereksploitasi menjadi korban perdagangan manusia...oh PerEmPuan...Ingat kata Ibuku jadi perempuan itu 'Mahal'.... ku rasa kamu mampu kok membeli sebotol hand body, dan bedakmu...aayolah PeRemPuAn share with me okey...

Sabtu, 09 Februari 2008

Bangga menjadi PEREMPUAN

"Kamulah mahluk Tuhan, yang tercipta yang paling seksi, cuma kamu yang bisa membuatku terus menjerit...
Kalimat diatas memang saya ambil dari lirik sebuah judul lagu "mahluk Tuhan paling seksi" karya musisi Indonesia Ahmad Dhani Manaf. Berbicara tentang perempuan, tidak akan ada habis-habisnya...
Begitu kompleks, begitu rumit. Membuat para perempuan selalu bertanya pada dirinya sendiri, "hai perempuan, kamu selalu membuat keingintahuan mu menjadi-jadi..." Wahai perempuan, aku perempuan ingin berbicara, engkau begitu membuatku mencintaimu sehingga melecehkan semua senyuman yang mengejekmu...oh perempuan, ini dariku perempuan, ingatlah engkau mahluk Tuhan paling seksi, tatapanmu..., suaramu..., senyum iklasmu..., pikiranmu..., perilakumu..., perasaanmu..., beningnya wajahmu menyimpan kedamaian, murninya hatimu membuat perempuan jujur dalam tutur kata, ide bagusmu bak berlian yang kau sentuh saat seteguk cappucino menemani dan diiringi music prayer and meditation. Dan akhirnya bertahanlah untuk berdiri tegak dibarisan utama hilangkan stigma, streotipe bahwa perempuan manusia kelas dua, aku rasa tidak sulit untuk mengakui, "aku bangga menjadi perempuan" dan katakanlah pada dirimu engkaulah perempuan mahluk Tuhan paling seksi di segala aspek.

Jumat, 08 Februari 2008

pengabdian pada sesama yang membutuhkan

di balik senyum anak panti asuhan kumuda magelang..

duhh...happy nya jalan-jalan pagi dengan anak2x, semua berteriak, semua tersenyum, semua beryanyi, semua merasakan sejuknya pagi yang cerah...seakan -akan terobati beban yang ada di hati dan pikiran mereka, ketika para mbak dan mas-masnya hadir di sana, ya satu kebahagian yang tak terlupakan, membawaku tergugah untuk memperjuangkan nasib adik-adiku...buseeet.....(tu lo aku yang pake baju merah pojok kanan yang merangkul anak kecil itu)