Minggu, 20 April 2008

PLTN, Mengancam masa depan keberlangsugan hidup PereMpuan

Aksi rentetan pro dan kontra mengenai PLTN menjadi buah bibir diluar maupun didalam nengri, diluar nengri menjadi pemberitaan heboh ketika musibah ini terjadi akibat adanya kebocoran radiasi, di berbagai daerahpun menjadi saksi bisu kejadian ini, berikut sejumlah negara tersebut:
Threa Mile Island Amerika serikat tahun 1979: sebanyak 3500 anak-anak dan perempuan hamil harus di evakuasi dan 400.000 meninggalkan tempat tinggal mereka.
Chernobyl Uni Soviet pada bulan april tahun 1986, membuat 40.000 orang meninggal karena kangker, belum lagi yang menderita penyakit kangker, kerusakan otak, atau gen yang tidak normal, serta sejumlah seratus ribu orang diungsikan, belum lagi wilayah seluas 3000 km2 harus di kosongkan.
Tokai Mura Jepang pada tahun 1999, kecelakaan tiga pekerja yang mati akibat terkontaminasi melakukan percobaan yang tidak dilaporkan ke legulator.
Di inggris pada tahun 2000, Kecelakaan juga terjadi pada perusahaan BNKL yang berulangkali memalsukan data penting tentang keamanan atas bahan bakar yang mereka buat.
Di Swedia pada bulan juli tahun 2006, Nengri yang berpotensi aman inipun mengalami kecelakaan nuklir juga.
Di dalam nengri pun menjadi buah bibir bulan -bulanan, ketika pemerintah hendak mengadakan PLTN di jepara, sontak saja hal tersebut mengkagetkan masyarakat indonesia. Hal serupa pun menjadi opini public ketika pemerintah dan pemerintah daerah akan berencana mengadakan proyek PLTN di Kalimantan Barat, khususnya di Kabupaten Melawi, sontak saja hal tersebut mengkagetkan masyarakat Kalimantan Barat sehingga menghantarkan rentetan permasalahan pro dan kontra.
Adapun animo masyarakat menolak diadakanya PLTN antara lain:
Terjadinya penyakit yang berbahaya yang bersifat lintas generasi, yang di akibatkan terjadinya kebocoran radiasi. Hal serupa juga di paparkan oleh Dr Budi Widiarnako, seorang ahli teknologi linkungan UNIKA Soegyapranata Semarang, berdasarkan kajian terjadinya peristiwa 20 tahun Chernobyl dari Ukrania, Rusia yang mengungkapkan bahwa kebocoran radiasi PLTN, membawa dampak faali dan genetik yang berujung pada kecacatan akut, serta menyebabkan terjadi kangker gangguan saraf dan organ tubuh lainya yang berdampak pada keturunan geenerasi berikutnya.
Efek parah lainnya PLTN ini juga mengancam keberlangsungan hidup perempuan dan anak-anak seperti kebocoran radiasi yang berdampak merusak lingkungan mulai dari tanah, udara, tanaman, ternak, dan hutan pun bisa manjadi gundul, bagaimana tidak hal ini juga mengancam kemusnahan dan penderitaan anak-anak yang kita tahu bahwa perempuan dan anak-anak selalu mengkonsumsi sayur mayur di kehidupan sehari-harinya, tetapi ironisnya sayur mayur ini terkontaminasi oleh efek radiasi tersebut, belum juga usai penderitaan perempuan dan anak-anak, bahwa sayur mayur dan tumbuh-tumbuhan lainyapun harus musnah dan mengalami kerusakan, padahal kita tahu masyarakat setempat sangat tergantung terhadap sayur mayur dan selalu hidup bersentuhan dengan hutan, dimana hutan dijadikan masyarakat tersebut untuk mencari makanan kebutuhan sehari-harinya, belum lagi sayur dan mayur ini pun biasanyanya oleh masyarakat setempat di jual demi membiayai kebutuhan hidup yang begitu mendesak. Demikian juga tanah yang biasanya di pergunakan untuk bercocok tanam, bukankah sangat menyedihkan jikalau tanah yang mereka harapkan untuk bercocok tanam menjadi tidak sesubur seperti dahulu. Hal ini pun juga merambat pada udara yang tidak bersih, dimana kita tahu udara yang tidak bersih hanya akan mengakibatkan penyakit, apalagi yang sangat menyedihkan udara tersebut juga di hirup oleh bayi dan anak-anak, bukankah hal ini dapat mengancam pertumbuhan dan perkembangan mereka jika kelak tumbuh menjadi seorang dewasa.
Efek lain pun mengancam kaum perempuan dan anak-anak, dimana bisa terjadinya trauma dan depresi yang terdalam seperti adanya tekanan beban pikiran untuk keberlagsungan hidup dirinya dan anak-anakya, belum lagi banyaknya kejadian tersebut memakan korban yang banyak sehingga terang saja membawa pada situasi emosi yang tidak stabil bagi perempuan dan anak-anak, serta adanya pemikiran sudut pandang yang pesimistik yang mendominasi dan memenuhi isi pikiran perempuan dan anak-anak. Sehingga menghantarkan perempuan dan anak-anak pada pengalamanyang tidak mengenakkan dan suatu mimpi buruk penderitaan yang tiada henti-hentinya.
Jadi, jelaslah saya, menghimbau kepada kaum perempuan dan anak-anak untuk mengambil sikap tegas untuk menolak proyek pengadaan PLTN, karena jelaslah hal ini banyak merugikan keselamatan dirimu di berbagai aspek.

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Aku sangat setuju dengan pendapatmu itu....
Memang perempuan dan anak-anaklah yg benar2 merasa dampak dari PLTN itu...
Nuklir adalah radiasi yg paling berbahaya, terlebih jika menyerang ibu yg sedang hamil.....cabang bayinyapun akan terkena dampaknya....
Teruslah berjuang kaum perempuan...
Bravo...!!!!!

dari

http://ewaldpompakng.blogspot.com

diriku adanya mengatakan...

Seringkali, menyedihkan ketika yang banyak menjadi objek adalh kaumku...kurasa ini bukan hal yang berlebih-lebihan tapi kita belajar lah dari pengalaman. THx ya ewald linknya akan kusimpan ya...dan mari berteman..Gbu

MaQ-MiQ mengatakan...

hm...hm...
saya juga calon ibu, tapi saya g khawatir terhadap efek radiasi....
mengapa?
karena radiasi alam dan radiasi peralatn elektronika memiliki akumulasi dosis yang lebih besar daripada yang diterima orang2 yang tinggal di daerah aman di dekat PLTN.
tahu kah ada masalh tersebut...?
jika anda menolak PLTN, adakah solusi untuk mengatasi masalah krisis energi listrik yang bahan bakunya g ada matinya..
hm....marilah kita belajar, jangan mau dicekoki dengn sesuatu yang belum kita ketahui ilmunya,lantas kita seperti kerbau yang dicucuk hidungnya....
mulailah membuka mata, pikiran dan hati....