Selasa, 01 April 2008

Dampak perkebunan kelapa sawit terhadap PeRempuaN


Primadona kelapa sawit menjadi salah satu kemajuan khususnya di bidang perkebunan, nama kelapa sawit pun mulai populer seiring trend pengadaan perkebunan kelapa sawit bersekala besar di daerah yang berpotensi objek lahan. Hal inipun menjadi opini public khlayak ramai, dan tidak terkecuali oleh masyarakat lokal/setempat, masyarkat adat dll yang tentunya terkena imbasnya. Para masyarakat lokal ini pun mulai bersuara setelah tahu bahwa dampak atau imbasnya perkebunan kelapa sawit ini begitu dahsyat bagi keberlagsungan hidup, dan merekapun tergugah mulai menentang dan menolak keras adanya perkebunan sawit. Secara lantang pun pertanyaan ini muncul pada mereka yang baru menetang adanya pengadaan perkebunan sawit besar-besaran, mungkin juga ini di karenakan bahwa minimnya pengetahuan masyarakat lokal terhadap dampak perkebunan kelapa sawit apalagi masyarakat lokal ini yang notabene-nya adalah masyarakat pedalaman yang 'barangkali' selalu di identikan masyarakat yang tinggal di hutan yang tidak mengerti apa-apa.
Seiring waktupun polemik inipun menjadi pro dan kontra bagi kaum-kaum yang berkepentingan, sehingga membawa pada posisi masyarakat menjadi terbuai, terlena, terpana, dengan segudang iming-iming dari para kaum yang berkepentingan, kaum kapitalis, dan juga para awak perusahaan yang mulai berani menjajakan kaki dan mulai mendekati masyarakat lokal, dimana para awak perusahaan menjajikan dan mengiming-imingi 'jika mengizinkan adanya perkebunan sawit maka, selayaknyalah masyarakat setempat dapat merasakan keuntungan dan dapat pula mengsejahterakan hidupnya kelak' ya begitulah kira-kira iming- iming yang di janjikan oleh para kaum kapitalis dan awak perusahaan ini.
Menyadari kenyataan ini sungguh-sungguh sangat menyedihkan, ketika sebagian masyarakat setempat yang tersugesti meng-iyakan perkebunan kelapa sawit dengan skala besar, padahal jelas-jelas hal ini merupakan bentuk pembodohan dan penindasan yang luar biasa terhadap kehidupan sumber daya alam kedepannya dan penghancuran ekosistem, bahkan yang lebih menyedihkan menjalar pada keberlangsungan hidup manusia untuk hidup sehat. Dan adapun dampak penindasan dan pembodohan bagi kehidupan sumber daya alam yang terancam seperti: Musnahnya kearifan lokal dan pengetahuan lokal, hutan, lahan, tanah adat yang tak dapat berfungsi penuh. Jelas saja hal ini berakibat buruk bagi keberlagsungan hidup, contoh saja tidak ada lagi lahan, tanah yang biasanya digunakan untuk berladang, berkebun, mencari sayur-mayur, dan buah-buahan di hutan, di tambah lagi hal tersebut dapat juga berdampak membawa masyarakat pada kemiskinan dan kepunahan/mati, serta membawa juga eksploitasi kerusakan kawasan hutan, padahal kita tahu bahwa masyarakat setempat mengantungkan hidupnya terhadap hutan dan seisinya, apalagi masyarakatnya yang mempunyai ikatan emosional terhadap hutan dan hidup yang bersentuhan dengan alam.
Melihat kenyataan ini sangatlah miris dan mengsesakan dada, belum lagi permasalahan yang satu telah usai, namun ada lagi yang menjadi dampak perkebunan kelapa sawit yaitu: menghambatnya keberlangsungan hidup yang layak, terhadap PEREMPUAN dan ANAk-ANAK, yang membawa pola penyadaran bahwa hal tersebut bukanlah hal yang biasa namun sudah taraf luar bisa dan bukan main-main, yang sungguh sangat rentan terhadap keberlangsungan hidup perempuan dan anak, adapun beberapa dampak permasalahan perkebunan kelapa sawit terhadap perempuan seperti: Adanya berbagai penyakit yang timbul yang menyerang perempuan dan anak yaitu; penyakit kulit (panu, kadas, kurap,koreng dll..), tentu saja hal ini dikarenakan efek samping perkebunan kalapa sawit yaitu pencemaran lingkungan dimana terjadinya pendangkalan sungai-sungai sehingga menyebabkan banjir besar dan air menjadi tidak bersih, jelas lah hal ini membawa perempuan dan anak-anak terhambat tugas perkembangan dan pertumbuhan yang kurang baik di sebabkan oleh tidak bisa menikmati air yang bersih di dalam keseharianya seperti untuk mandi, mencuci, dan minum air bersih dan sehat, dimana kita tahu bahwa air minum kita komsumsi dan menjadi kebutuhan setiap harinya, apalagi jika air yang tidak bersih jelas saja mengandung bakteri yang berpotensi adanya berbagai penyakit di dalamnya, hal ini sungguh merupakan pembunuhan karakter bagi penindasan dan peminggiran bagi kaum perempuan dan anak-anak secara tidak langsung yang keseharian hidupnya mengurusi rumah dan melihat pola tumbuh kembang anak-anaknya.
Dan belum lagi tuntas persoalan ini, perempuan muncul lagi dan terpinggirkan dari sumber baik di bidang ekonomi, di mana jika di adakanya perkebunan ini, banyaknya melibatkan kaum lelaki saja, dimana peluang pekerjaan hanya didominasi oleh kaum lelaki, sedangkan untuk kaum perempuan selayaknyalah di rumah saja dan mengurusi anak, di segi lain hal ini membawa posisi perempuan jatuh pada taraf kemiskinan, dimana peluang ini lebih menguntungkan pihak lelaki.
Oleh karena itu saya, menghimbau bagi kaum perempuan untuk mengatakan tidak pada perkebunan kelapa sawit ini, karena jelas saja banyak merugikan dirimu hey wahai perempuan, dan kritislah bahwa bukankah masih banyak komoditi lain yang bisa di andalkan bukan hanya kelapa sawit. Dan tentunya membawa keterlibatan peranmu di dalamnya, serta menguntungkan dirimu dan membawa pada kesetaraan yang diharapkan, bagi keberlagsungan cita-cita dan harapan peran hidupmu wahai perempuan.

7 komentar:

@d@m pe@ce mengatakan...

Wacana sawit bukan hanya berdampak bagi kalangan perempuan sohib....tapi mengancam kelangsungan hidup dan kehidupan......bagaimana nasib generasi mendatang?.....

salam hangat,

@d@m

diriku adanya mengatakan...

To : Mr Ad@m


Ya, benar sekali.dan salah satunya kebetulan yang terkena adalah kaumku oleh sebab itu saya,lebih konsen dan konsisten di nasib keberlagsungan kaum ku yaitu kaum 'Hawa'apapun bentuknya yang jelas2x merugikan posisi perempuan saya, tidak akan berdiam diri saja,karena itulah saya, ada Thx ya sarannya kaum Adam...he...he...tetap'keep strugle'key...Thx&Gbu

Kristina Dian Safitry mengatakan...

good article. menyadarkan kaum perempuan yg dewasa ini semakin terpinggirkan. tetapi pada dasarnya, dampak dari perekonomian ini bukan hanya menimpa kaum perempuan saja.

PAMORRE mengatakan...

Perkebunan yg berskala besar memang mempunyai dampak negatif yang luar biasa bagi kehidupan umat manusia dan lingkungan hidup kita.

Rusaknya hutan sangat berpengaruh negatif bagi sumber ekonomi keluarga, dimana perempuan yg merasakan langsung dampak tersebut seperti hilangnya sumber-sumber sayur mayur dan kebutuhan protein hewani.

Panji Purbawisesa mengatakan...

Saya sebagai aktivis lingkungan, juga sangat prihatin dengan adanya ekspansi besar-besaran Sawit. Hutan banyak yang dirusak oleh sawit. Sistem Plasma warisan Belanda jg sangat menjepit rakyat, bayangkan desa di Kalimantan rata2 punya lahan 1000Ha, jk warganya 100 KK maka tiap KK diberi 2 kapling (alias 2 Ha), bisa dibayangkan konflik sosial ke depan (rata-rata warga dayak mempunyai anak lebih dari 3), apa yang mau dibagi dengan adanya lahan cm 2 Ha. Selain dampak buruk bagi lingkungan yang sudah jamak diketahui khalayak

rere mengatakan...

hari ini kampung halaman sayaterancam perkebunan sawit. sebentar lagi kampung saya akan berubah dari lumbung padi menjadi lumbung sawit...lumbung konflik..lumbung masalah.
atas nama kesejahteraan mereka menipu rakyat kampungku. sistem plasma yg mereka tawarkan sangat menggiurkan, hingga orang kampungku terbuai. please help me kawan, kirim aku mengenai konflik-konflik sawit, dampak sawit dan apa saja mengenai sawit.
kampungku kini tergadai, dulu mereka hidup mandiri..bertani..beternak..mencari ikan...berkebun,kini mulai muncul ketergantungan pada perusahaan. hidup tenang, sekarang sudah mulai muncul konflik social.

anak kampung Margasari Kabupaten Rantau Kalimantan selatan
Rere

Bang Aan mengatakan...

tulisannya keren, saya mohon izin copas ea...sawit memang berdampak serius (buruk) terhadap kalangan rakyat petani khusnya....salam kenal..